PSD Demak Diisukan Dijual, Askab PSSI Tegaskan Harus Lewat Proses Resmi

PSD Demak Edi Sayudi Askab PSSI

Plt Askab PSSI Demak, Edi Sayudi, memberikan klarifikasi soal isu penjualan PSD. Foto: Sam

ARUSUTAMA.com – Isu mengenai penjualan Persatuan Sepakbola Demak (PSD) yang belakangan mencuat di tengah masyarakat akhirnya mendapat tanggapan langsung dari Wakil Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Askab PSSI Demak, Edi Sayudi.

Menurut Edi, PSD berbeda dari klub sepak bola biasa karena lahir dari sistem perserikatan.

“PSD itu bukan seperti klub profesional yang berbentuk PT. Sampai hari ini, sifatnya masih perserikatan. Jadi, tidak bisa sembarangan dijual kecuali telah melalui kongres luar biasa,” tegasnya saat ditemui di Kediamannya, Kamis (10/7/2025).

Edi juga menyinggung munculnya berbagai kelompok yang mengaku ingin mengelola PSD, termasuk isu adanya pihak rumah sakit yang disebut-sebut membeli klub tersebut.

“Silakan saja kalau ada yang ingin mengelola. Tapi harus tahu regulasi. Pengelolaan PSD tidak bisa tanpa batas dan harus ada surat keputusan resmi dari Askab,” ujarnya.

Edi menyatakan bahwa saat ini dirinya lebih memilih fokus pada pembinaan usia dini, mulai dari U-10 hingga U-21. Menurutnya, pembinaan ini akan dilakukan melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) dan turnamen-turnamen lokal.

“Dari SSB inilah nanti kita cari bibit-bibit unggul untuk ikut turnamen seperti U-15. Harapannya, bisa mewakili hingga ke level internasional,” katanya.

Terkait kelanjutan kompetisi, Edi memastikan bahwa PSD akan tetap mengikuti Liga 4 musim 2025–2026. Namun, pihaknya akan menawarkan pengelolaan kepada stakeholder yang siap secara finansial dan punya target yang jelas.

“Anggaran Liga 4 itu tidak kecil, bisa lebih dari 1 miliar rupiah. Kita butuh dukungan dari pihak luar,” ungkapnya.

Menanggapi spekulasi yang berkembang, Edi juga menyampaikan bahwa klarifikasi resmi akan disampaikan usai kongres Askab Provinsi pada bulan September mendatang. Dalam kongres tersebut, Askab akan menunjuk pihak yang akan mengelola PSD secara resmi.

“Siapapun boleh mengelola PSD, tapi harus ditunjuk oleh Askab, dan yang terpenting, kita harus tahu ke mana arah pengelolaannya. Sepakbola itu bukan cuma soal hobi, tapi soal komitmen dan keberanian mengambil keputusan. Keluarga juga harus mendukung,” pungkas Edi. (Sam)